SARANA BERPIKIR ILMIAH
Adanya organ otak, manusia mempunyai kemampuan atau daya untuk berpikir. Berpikir merupakan cirri utama pada manusia, yang membedakan antara manusia dan binatang. Dengan dasar kemampuan berpikir ini, manusia menghadapi dan menanggapi keadaan alam sejauh akal manusia dapat memikirkannya. Melalui berpikir manusia mendapat pengetahuannya. Manusia disebut juga makhluk homo faber, makhluk yang membuat alat. Kemampuan membuat alat ini dimungkinkan karena manusia mempunyai pengetahuan. Pengetahuan diperoleh karena manusia mempunyai kemampuan berpikir secara actual. Untuk membantu manusia berpikir secara aktualdibutuhkan alat atau sarana berpikir.
Untuk melakukan kegiatan ilm,iah secara baik diperlukan sarana ilmiah. Pada tiap langkah tertentu diperlukan sarana yang tertentu pula, sarana merupakan alat yang membantu dalam mencapai suatu tujuan tertentu, atau dengan perkataan lain sarana ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh(Suriasumantri, 1999: 165). Kegiatan ilmiah harus dilakukan melalui metode ilmiah, agar metode ilmiah dapat melakukan fumgsinya dengan baik dibutuhkan sarana berpikir ilmiah. Secara garis besar dapat dibedakan dua macam berpikir, yaitu berikir alamiah dan Berpikir ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang dipengaruhi oleh interaksinya dengan alam sekitar. Berpikir ilmiah adalah berpikir dengan pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Ada empat sarana berpikir ilmiah, yakni :
A. BAHASA
Berpikir merupakan cirri hakiki dari manusia dan manusia dapat berpikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa. Melalui bahasa pula manusia menkomunikasikan pengetahuan, perasaan, dan pemikiran-pemikiran konseptualnya. Sebagai alat pergaulan dapat dibedakan berbagai macam bahasa menurut cara mengutarakannya, ada bahasa lisan, bahasa tulisan dan bahasa gerak/ isyarat.
Bahasa pada dasarnya terdiri dari kata-kata atau istilah-istilah dan sintaksis. Kalimat berita ialah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah. Sedangkan yang termasuk bukan kalimat brita dapat berbentuk sebagai kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat seru dan kalimat harapan. Bahasa dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni bahasa alami dan bahasa buatan. Bahasa alami adalah bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh dan berkembang atas dasr pengaruh dari lingkungannya. Yang termasuk dalam bahasa alam, yakni bahasa isyarat dan bahasa biasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Bahasa buatan ialah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua macam, yakni bahasa istilahi dan bahasa artifisial, atau sering juga disebut sebagai bahasa simbolik.
Bahasa artifisial adalah murni bahasa buatan, berupa simbol-simbol yang bisa digunakan dalam logika matematika.
Contoh : ( (p = q) ^ ( q = r ) ) => ( p = r ), pesan yang tarkandung dalam ungkapan ini sangat lugas, jika p sama dengan q dan q sama dengan r maka tentulah p sama dengan r. Bahasa artifisial mempunyai dua ciri khusus yakni :
a). Tidak berfungsi sendiri, kosong dari arti, oleh sebab itu dapat diberi arti apapun juga.
b). Arti yang dimaksudkan dalam bahasa artifisial ditentukan oleh hubungannya.
Bahasa artifisial besar sekali peranannya dalam komunikasi ilmiah, karena dalam komunikasi ilmiah dibutuhkan rumusan istilah-istilah atau lambang-lambang untuk menyatakan pengerttian-pengertian tertentu.
Bahasa sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan manusia memiliki tiga fungsi pokok, yaitu fungsi emotif, fungsi afektif dan fungsi simbolik (Kneller dalam Suriasumantri, 1999 : 175 ). Fungsi emotif menonjol pada komunikasi estetik, pencurahan kekaguman, kkeindahan bahkan rasa takut. Fungsi afektif tampak jelas ketika bahasa itu dipakaai untuk menimbulkan efek psikologis terhadap orang lain untuk bertindak tertentu sperti yang diinginkan. Fungsi simbolik menonjol dalam komunikasi ilmiah, simbol-simbol bukan hanya untuk menyatakan fakta saja, melainkan juga untuk menyampaikannya pada orang lain.
Komunikasi ilmiah bertujuan untuik menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan, sedangkan informasi yang berbeda akan menghasilkan proses berpikir yang berbeda pula. Komunikasi ilmiah harus jelas dan obyektif, oleh karena itu istilah-istilah yang digunakan harus didefinisikan dengan cermat. Definisi sangat penting dalam ilmu, sesuai dengan hakekat ilmu itu sendiri sesuai dengan batas ontologisnya.
B. LOGIKA
Buah dari berpikir adalah pengetahuan. Berpikir adalah suatu proses, proses berpikir ini bisa disebut dengan bernalar. Dalam bernalarmanusia melakukan proses berpikir untuk berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut daripernyataan lain yang pernah diketahui (The, 1999: 21 ). Pernyataan yang telah diketahui itu disebut pangkal pikir (premise), sedangkan pernyataan yang baru diturunkan dinamakan simpulan (conclusion). Cara penarikan simpulan disebut logika. Logika dibagi menjadi dua, yaitu logika induktif dan logika deduktif.
Logika induktif adalah suatu cara penarikan simpulan pada suatu proses berpikir dengan menyimpulkan sesuatu yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual.
Logika deduktif adalah suatu cara penarikan simpulan pada suatu proses berpikir yang sebaliknya dari logika induktif. Penariakn simpulan deduktif biasanya menggunakan pola pikir silogismus. Berdasarkan alur deduktif diatas dapat dibuat contoh silogismus kategoris sebagai berikut :
- Semua logam jika dipanaskan akan memuai (premis mayor)
- Besi termasuk logam (premis minor)
- maka jika besi dipanaskan akan memuai (konklusi)
Kelompok lain dari silogismus adalah silogismushipotetis. Silogismus hipotetis ini terbagi dalam tiga jenis, yaitu:
a) silogismus kondisional, yakni silogismus yang premis mayornya adalah preposisi konjungtif
b) silogismus disjungtif. Silogismus yang premis mayornya berbentuk preposisi disjungtif.
c) Silogisme disjungtif. Silogismus yang premis mayornya berbentuk suatu preposisi konjungtif.
Logika sebagai sarana berpikir ilmiah akan memberi suatu jaminan bahwa pengetahuan yang didapat sebagai penarikan simpulan atau konklusi itu adalah sahih.
C. MATEMATIKA
Matematika merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual manusia. Ciri utama matematika adalah metode penalaran (reasoning). Matematika adalah bahasa yang sangat simbolik. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru mempunyai arti jika sebuah makna diberikan padanya. Matematika sangat berkaitan erat dengan logika. Sebagai metode berpikir logis, Bertrand Russel menyatan bahwa matematika adalah masa kedewasaan logika, sedangkan logika adalah masa kecil matematika (Suriasumantri, 1999: 199).
D. STATISTIKA
Statistika adalah ilmu yang berhubungan dengan cara pengumpulan data (fakta), pengolahan dan penganalisisan, ppenarikan kesimpulan dan pembuatan keputusan. Statistika sebagai sarana berpikir mendasarkan pada logika induktif. Statistika dengan teknik sampling-nya memberi jalan keluar ketika seorang ilmuwan menghadapi persoalan harus menarik suatu simpulan umum atau hubungan dari banyak kasus yang harus diamati, yang secara praktis tidak mungkin dilakukan karena kendala waktu, beaya dan sebagainya. Denagn teknik sampling amatan dan analisa cukup dilakukan pada satu cuplikan (sample) yang representatif.
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari simpulan yang ditarik, yang didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yuaitu ukuran sample. Penarikan simpuan secara statistika memungkinkan kegiatan ilmiah dilakukan secara ekonomis. Statistika juga memberikan kemampuan untuk mengetahui apakah suatu hubungan antara faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait dalam satu hubungan yang bersifat empiris. Statistika berfungsi untuk meningkatkan ketelitian pengamatan dalam menarik simpulan denagn cara menghindari hubungan semu yang bersifat kebetulan. Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam penarikan simpulan melalui statistika, yaitu sample yang representatif dan cara penarikan simpulan yang sahih.