about me

Foto saya
tak akan ada perubahan, tanpa dimulai dari dirimu sendiri

Selasa, 21 Desember 2010

Kompensasi kerugian dalam Pajak


Apa yang dimaksud dengan kompensasi kerugian dan bagaimana contoh penghitungannya?
 
Kompensasi Kerugian dan Contoh Penghitungannya :
Sisa kerugian fiskal dalam mata uang Rupiah dari tahun-tahun sebelumnya yang dapat dikompensasikan ke Tahun Pajak dimulainya pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat, dikonversi ke dalam mata uang Dollar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada akhir tahun buku pada saat kerugian fiskal tersebut terjadi.
Contoh :
Misalnya, SPT Tahunan PT Alfa 1997, 1998, dan 1999 adalah sebagai berikut:

Rugi Fiskal tahun 1997
Rp
(10.000.000)

Laba Fiskal 1998
Rp
5.000.000

Rugi Fiskal 1999
Rp
( 8.000.000)

Kurs KMK 31-12-97
Rp
10.000 / USD

Kurs KMK 31-12-99
Rp
8.000 / USD
Kerugian Fiskal yang dapat dikompensasikan di tahun 2000 adalah :
Sisa Rugi Fiskal 1997
= Rp 5.000.000 : 10.000 = US $ 500
Rugi Fiskal 1999
= Rp 8.000.000 : 8.000 = US $ 1.000

A. Latar Belakang Koreksi Fiskal :
-
Sehubungan dengan adanya perbedaan antara laba (rugi) menurut perhitungan akuntansi komersial dengan akuntansi fiskal ( berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 jo Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 ), maka sebelum menghitung Pajak Penghasilan yang terutang, terlebih dahulu laba/rugi komersial tersebut harus dilakukan koreksi-koreksi fiskal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000.
-
Dengan demikian, untuk keperluan perpajakan wajib pajak tidak perlu membuat pembukuan ganda, melainkan cukup membuat satu pembukuan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan pada waktu mengisi SPT Tahunan PPh terlebih dahulu harus dilakukan koreksi-koreksi fiskal.
-
Koreksi fiskal tersebut dilakukan baik terhadap penghasilan maupun terhadap biaya-biaya (pengurang penghasilan bruto).
B. Jenis-Jenis Koreksi Fiskal :
Jenis koreksi fiskal di sini merupakan jenis-jenis perbedaan antara akuntansi komersial dengan ketentuan fiskal (UU Nomor 10 TAHUN 1994 jo UU Nomor 17 Tahun 2000), yaitu terdiri dari :
1. Beda Tetap :
-
Menurut akuntansi komersial merupakan penghasilan sedangkan menurut ketentuan PPh bukan penghasilan. Misalnya dividen yang diterima oleh Perseroan Terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri dari penyertaan modal sebesar 25% atau lebih pada badan usaha yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia.
-
Menurut akuntansi komersial merupakan penghasilan, sedangkan menurut ketentuan PPh telah dikenakan PPh yang bersifat final. Penghasilan ini dikenakan pajak tersendiri (final) sehingga dipisahkan (tidak perlu digabung) dengan penghasilan lainnya dalam menghitung PPh yang terutang. Misalnya : penghasilan atas bunga deposito atau tabungan lainnya yang telah dipotong PPh Final oleh Bank sebesar 20%.
-
Menurut akuntansi komersial merupakan beban (biaya) sedangkan menurut ketentuan PPh tidak dapat dibebankan (Pasal 9 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 ), misalnya ;
-
Biaya-biaya yang digunakan untuk memperoleh penghasilan yang bukan obyek pajak atau pengenaan pajaknya bersifat final.
-
Penggantian/imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan.
-
Sanksi perpajakan berupa bunga, denda, dan kenaikan.
-
Biaya-biaya yang menurut ketentuan PPh tidak dapat dibebankan karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu (misalnya ; daftar nominatif biaya entertainment, daftar nominatif atas peghapusan piutang).
2. Beda Waktu :
Beda waktu merupakan perbedaan metode yang digunakan antara akuntansi komersial dengan ketentuan fiskal, misalnya ;
-
Metode penyusutan
-
Metode penilaian persediaan
-
Penyisihan piutang tak tertagih
-
Rugi-laba selisih kurs
-
Dan sebagainya.

Kamis, 09 Desember 2010

MEMPERKIRAKAN RISIKO PENGENDALIAN / PENGUJIAN PENGENDALIAN

Kali ini saya akan share sedikit mengenai meperkirakan risiko Pengendalian atau pengujian pengendalian pada proses audit.
  materi ini saya ambil dari makalah presentasi saya dalam kuliah Auditing. isi dari materi ini saya ambil dari satu buku yaitu buku Auditing karya Boynton.

MENILAI RESIKO PENGENDALIAN
                Menilai resiko pengendalian (Assigment Control risk) merupakan suatu mengevaluasi efektivitas pengendalian intern suatu entitas dalam mencegah atau mendeteksi salah saji yang material dalam laporan keuangan (AU 319.47).
                Tujuan dari penilain resiko pengendalian adalah untuk membantu auditor dalam membuat suatu pertimbangan mengenai resiko salah saji yang material dalam asersi laporan keuangan. Penilaian resiko pengendalian melibatkan pengevaluasian terhadap efektivitas dari:
    1.      Rancangan
    2.      
    2.      Mengidentifikasi salah saji Potensial

    3.      Mengidentifikasi Pengendalian yang diperlukan

    4.      Melaksanakan Pengujian Pengendalian

    B.     MENGEVALUASI BUKTI DAN MEMBUAT PENILAIAN
    Penilaian akhir dari resiko pengendalian untuk asersi laporan keuangan didasakan pada pengevaluasian bukti yang diperoleh dari:
    1.      Prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai pengendalian intern
    2.      Pengujian Pengendalian yang berhubungan
    Menentukan tingkat risiko pengendalian yang dinilai merupakan masalah pertimbangan professional.  AU 319.64 menyarankan agar auditor mempertimbangkan jenis bukti, sumber bukti, batas waktu dan keberadaan bukti lain yang berhubungan dengan penilaian resiko pengendalian ketika membuat pertimbangan tersebut .
    Sebagai contoh, pendokumentasian dari rancangan

    C.    MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DALAM LINGKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI
    Strategi untuk Melaksanakan Pengujian Pengendalian. Berikut ini adalah tiga strategi yang berhubungan dengan penilaian risiko pengendalian :
    1.      Menilai risiko pengendalian berdasarkan pengendalian pemakai
    2.      Merencanakan suatu penilaian risiko pengendalian yang rendah berdasarkan pengendalian aplikasi
    3.      Merencanakan suatu penilaian risiko pengendalian yang tinggi berdasarkan pada pengendalian umum dan tindak lanjut manual.
    Pengendalian Pemakai
    Individu dalam suatu departemen pemakai dapat membandingkan output yang dihasilkan oleh computer dengan dokumen sumber yang mendukung transaksi. Pengendalian ini dilaksanakan dengan tingkat rincian yang lebih tinggi dan mungkin menyediakan suatu tingkat keyakinan yang lebih tinggi bahwa salah saji telah dideteksi dan diperbaiki.


    Untuk lebih lengkapnya silahkan download di link dibawah ini

    MEMPERKIRAKAN RISIKO PENGENDALIAN / PENGUJIAN PENGENDALIAN

    Selasa, 30 November 2010

    TUGAS AKL >> AKUNTANSI kantor Pusat dan CAbang

    1. Kantor Pusat mengirimkan barang dagangan kepada Kantor Cabang dicatat sebesar 25% di atas harga pokoknya. Harga pokok barang dagangan yang dikirimkan adalah Rp 10.000.000,00. Pada akhir periode Kantor Cabang melaporkan bahwa semua barang yang dikirimkan tersebut laku dijual seharga Rp 17.000.000,00. Buatlah jurnal yang dicatat oleh Kantor Pusat maupun Kantor Cabang.

    2. Selama tahun 2007 Kantor Pusat mengirimkan barang dagangan kepada Kantor Cabang dengan harga pokok Rp 18.000.000,00 dan harga notanya untuk Cabang sebesar Rp 22.500.000,00. Pada akhir periode, Kantor Cabang melaporkan bahwa barang dagangan yang berhasil dijualkan adalah sebesar Rp 12.250.000,00 dengan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1.500.000,00. Buatlah jurnal yang dicatat oleh Kantor Pusat maupun Kantor Cabang.

    3. PT BIMASAKTI di Kota Semarang mempunyai cabang perusahaan di Kota Bandung. Pada saat akan disusun Laporan Keuangan gabungan antara kantor pusat dan cabangnya terjadi ketidaksamaan saldo antara rekening “ R/K Kantor Pusat” di buku cabang dan rekening “R/K Kantor Cabang” di buku pusat. Data keuangan dan transaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
    • Saldo rekening “R/K Kantor Pusat” sebesar Rp 704.820.000,00 dan saldo rekening “R/K Kantor Cabang” di buku pusat sejumlah Rp 738.000.000,00 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2005
    • Kantor cabang mengirimkan cek no 01587 pada tanggal 30 Desember 2005 Rp 18.000.000,00. Cek ini baru diterima tanggal 5 Januari 2006.
    • Kantor pusat mengirimkan barang dagangan kepada cabang pada tanggal 28 Desember 2005. Harga pokok barang dagangan Rp 30.000.000,00 dan harga transfer ke cabang sebesar Rp 37.500.00,00. Barang dagangan ini baru diterima oleh cabang pada tanggal 7 Januari 2006
    • Biaya iklan sejumlah Rp 12.750.000,00 yang dibebankan kepada cabang oleh pusat, keliru dicatat oleh cabang sebesar Rp 12.570.000,00.
    • Seorang langganan kantor pusat telah melunasi hutangnya melalui kantor cabang sebesar Rp 22.500.000,00 dan pelunasan ini ternyata belum diberitahukan kepada kantor pusat.
    Berdasarkan data-data di atas, buatlah jurnal penyesuaian dan rekonsiliasi antara pusat dan cabang.

    4. Kantor Pusat dan Kantor Cabang mempunyai sistem informasi manajemen yang baik, tertib dan lancar. Namun pada saat disusun laporan keuangan gabungan terdapat transaksi yang belum tercatat oleh keduanya sehingga menyebabkan saldo rekening timbal balik berbeda. Transaksi-transaksi tersebut adalah sbb :
    • Kantor Cabang mengembalikan barang yang rusak kepada Kantor Pusat sebesar Rp 523.000,00
    • Seorang langganan Kantor Pusat melunasi hutangnya lewat Kantor Cabang sebesar Rp 2.100.000,00. Hal ini belum dilaporkan ke Pusat.
    • Kantor Pusat mengirimkan aktiva tetap untuk Kantor Cabang sebesar Rp 3.000.000,00 tetapi belum diterima oleh Kantor Cabang.
    • Kas yang dikirimkan oleh Kantor Pusat dicatat terlalu kecil oleh Kantor Cabang sebesar Rp 717.700,00
    • Kantor Cabang melaporkan bahwa rugi operasi tahun lalu ternyata dicatat terlalu kecil sejumlah Rp 1.111.000,00
    Berdasarkan data di atas, Saudara diminta untuk membuat jurnal penyesuaian dan tunjukkan pada buku pusat atau cabangkah jurnal tersebut dicatat.

    atau download di link dibawah ini

    Tugas AKL Akuntansi Kantor Pusat dan Cabang

    Senin, 29 November 2010

    format SPT Tahunan WP orang pribadi 1770

    berikut ini saya postingkan contoh form SPT Tahunan PPh Wajib pajak orang pribadi.
    1770
    1770 S
    1770 SS

    silakan di download di Link di bawah ini,
    semoga bermanfaat.. :)

    SPT 1770

    Jumat, 30 April 2010

    FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

    FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

    1. Fungsi Pemahaman
    Pihak-pihak yang berkepentingan dalam bimbingan memahami berbagai hal yang esensial berkenaan dengan perkembangan dan kehidupan klien.
    - pemahaman tentang klien
    pemahaman tentang diri pribadi klien mengenai latar belakang, hingga kelebihan dan kekurangannya
    - Pemahaman tentang masalah Klien
    Pemahaman permasalahan yang dihadapi klien, yang menyangkut jenis permasalahan, intensitasnya, sangkut pautnya, sebab-sebabnya danakibat permasalahan ini jika tidak segera ditangani
    - Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas
    Tidak hanya mengenai lingkungan pribadi individu seperti latar belakang individu, tetapi juga tentang kehidupannya dilingkungan

    2. Fungsi Pencegahan
    Dalam fungsi ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya

    3. Fungsi Pengentasan
    Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai masalah yang dialami klien

    4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
    Layanan dan bimbingan konseling yang diberikan dapat membantu para klien dalam memelihara dan mengembangkan seluruh pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan

    Filsafat ILMU

    SARANA BERPIKIR ILMIAH

    Adanya organ otak, manusia mempunyai kemampuan atau daya untuk berpikir. Berpikir merupakan cirri utama pada manusia, yang membedakan antara manusia dan binatang. Dengan dasar kemampuan berpikir ini, manusia menghadapi dan menanggapi keadaan alam sejauh akal manusia dapat memikirkannya. Melalui berpikir manusia mendapat pengetahuannya. Manusia disebut juga makhluk homo faber, makhluk yang membuat alat. Kemampuan membuat alat ini dimungkinkan karena manusia mempunyai pengetahuan. Pengetahuan diperoleh karena manusia mempunyai kemampuan berpikir secara actual. Untuk membantu manusia berpikir secara aktualdibutuhkan alat atau sarana berpikir.
    Untuk melakukan kegiatan ilm,iah secara baik diperlukan sarana ilmiah. Pada tiap langkah tertentu diperlukan sarana yang tertentu pula, sarana merupakan alat yang membantu dalam mencapai suatu tujuan tertentu, atau dengan perkataan lain sarana ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh(Suriasumantri, 1999: 165). Kegiatan ilmiah harus dilakukan melalui metode ilmiah, agar metode ilmiah dapat melakukan fumgsinya dengan baik dibutuhkan sarana berpikir ilmiah. Secara garis besar dapat dibedakan dua macam berpikir, yaitu berikir alamiah dan Berpikir ilmiah. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang dipengaruhi oleh interaksinya dengan alam sekitar. Berpikir ilmiah adalah berpikir dengan pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Ada empat sarana berpikir ilmiah, yakni :

    A. BAHASA
    Berpikir merupakan cirri hakiki dari manusia dan manusia dapat berpikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa. Melalui bahasa pula manusia menkomunikasikan pengetahuan, perasaan, dan pemikiran-pemikiran konseptualnya. Sebagai alat pergaulan dapat dibedakan berbagai macam bahasa menurut cara mengutarakannya, ada bahasa lisan, bahasa tulisan dan bahasa gerak/ isyarat.
    Bahasa pada dasarnya terdiri dari kata-kata atau istilah-istilah dan sintaksis. Kalimat berita ialah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah. Sedangkan yang termasuk bukan kalimat brita dapat berbentuk sebagai kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat seru dan kalimat harapan. Bahasa dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni bahasa alami dan bahasa buatan. Bahasa alami adalah bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh dan berkembang atas dasr pengaruh dari lingkungannya. Yang termasuk dalam bahasa alam, yakni bahasa isyarat dan bahasa biasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Bahasa buatan ialah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua macam, yakni bahasa istilahi dan bahasa artifisial, atau sering juga disebut sebagai bahasa simbolik.
    Bahasa artifisial adalah murni bahasa buatan, berupa simbol-simbol yang bisa digunakan dalam logika matematika.
    Contoh : ( (p = q) ^ ( q = r ) ) => ( p = r ), pesan yang tarkandung dalam ungkapan ini sangat lugas, jika p sama dengan q dan q sama dengan r maka tentulah p sama dengan r. Bahasa artifisial mempunyai dua ciri khusus yakni :
    a). Tidak berfungsi sendiri, kosong dari arti, oleh sebab itu dapat diberi arti apapun juga.
    b). Arti yang dimaksudkan dalam bahasa artifisial ditentukan oleh hubungannya.
    Bahasa artifisial besar sekali peranannya dalam komunikasi ilmiah, karena dalam komunikasi ilmiah dibutuhkan rumusan istilah-istilah atau lambang-lambang untuk menyatakan pengerttian-pengertian tertentu.
    Bahasa sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan manusia memiliki tiga fungsi pokok, yaitu fungsi emotif, fungsi afektif dan fungsi simbolik (Kneller dalam Suriasumantri, 1999 : 175 ). Fungsi emotif menonjol pada komunikasi estetik, pencurahan kekaguman, kkeindahan bahkan rasa takut. Fungsi afektif tampak jelas ketika bahasa itu dipakaai untuk menimbulkan efek psikologis terhadap orang lain untuk bertindak tertentu sperti yang diinginkan. Fungsi simbolik menonjol dalam komunikasi ilmiah, simbol-simbol bukan hanya untuk menyatakan fakta saja, melainkan juga untuk menyampaikannya pada orang lain.
    Komunikasi ilmiah bertujuan untuik menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan, sedangkan informasi yang berbeda akan menghasilkan proses berpikir yang berbeda pula. Komunikasi ilmiah harus jelas dan obyektif, oleh karena itu istilah-istilah yang digunakan harus didefinisikan dengan cermat. Definisi sangat penting dalam ilmu, sesuai dengan hakekat ilmu itu sendiri sesuai dengan batas ontologisnya.

    B. LOGIKA
    Buah dari berpikir adalah pengetahuan. Berpikir adalah suatu proses, proses berpikir ini bisa disebut dengan bernalar. Dalam bernalarmanusia melakukan proses berpikir untuk berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut daripernyataan lain yang pernah diketahui (The, 1999: 21 ). Pernyataan yang telah diketahui itu disebut pangkal pikir (premise), sedangkan pernyataan yang baru diturunkan dinamakan simpulan (conclusion). Cara penarikan simpulan disebut logika. Logika dibagi menjadi dua, yaitu logika induktif dan logika deduktif.
    Logika induktif adalah suatu cara penarikan simpulan pada suatu proses berpikir dengan menyimpulkan sesuatu yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual.
    Logika deduktif adalah suatu cara penarikan simpulan pada suatu proses berpikir yang sebaliknya dari logika induktif. Penariakn simpulan deduktif biasanya menggunakan pola pikir silogismus. Berdasarkan alur deduktif diatas dapat dibuat contoh silogismus kategoris sebagai berikut :
    - Semua logam jika dipanaskan akan memuai (premis mayor)
    - Besi termasuk logam (premis minor)
    - maka jika besi dipanaskan akan memuai (konklusi)
    Kelompok lain dari silogismus adalah silogismushipotetis. Silogismus hipotetis ini terbagi dalam tiga jenis, yaitu:
    a) silogismus kondisional, yakni silogismus yang premis mayornya adalah preposisi konjungtif
    b) silogismus disjungtif. Silogismus yang premis mayornya berbentuk preposisi disjungtif.
    c) Silogisme disjungtif. Silogismus yang premis mayornya berbentuk suatu preposisi konjungtif.
    Logika sebagai sarana berpikir ilmiah akan memberi suatu jaminan bahwa pengetahuan yang didapat sebagai penarikan simpulan atau konklusi itu adalah sahih.

    C. MATEMATIKA
    Matematika merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual manusia. Ciri utama matematika adalah metode penalaran (reasoning). Matematika adalah bahasa yang sangat simbolik. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru mempunyai arti jika sebuah makna diberikan padanya. Matematika sangat berkaitan erat dengan logika. Sebagai metode berpikir logis, Bertrand Russel menyatan bahwa matematika adalah masa kedewasaan logika, sedangkan logika adalah masa kecil matematika (Suriasumantri, 1999: 199).

    D. STATISTIKA
    Statistika adalah ilmu yang berhubungan dengan cara pengumpulan data (fakta), pengolahan dan penganalisisan, ppenarikan kesimpulan dan pembuatan keputusan. Statistika sebagai sarana berpikir mendasarkan pada logika induktif. Statistika dengan teknik sampling-nya memberi jalan keluar ketika seorang ilmuwan menghadapi persoalan harus menarik suatu simpulan umum atau hubungan dari banyak kasus yang harus diamati, yang secara praktis tidak mungkin dilakukan karena kendala waktu, beaya dan sebagainya. Denagn teknik sampling amatan dan analisa cukup dilakukan pada satu cuplikan (sample) yang representatif.
    Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari simpulan yang ditarik, yang didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yuaitu ukuran sample. Penarikan simpuan secara statistika memungkinkan kegiatan ilmiah dilakukan secara ekonomis. Statistika juga memberikan kemampuan untuk mengetahui apakah suatu hubungan antara faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait dalam satu hubungan yang bersifat empiris. Statistika berfungsi untuk meningkatkan ketelitian pengamatan dalam menarik simpulan denagn cara menghindari hubungan semu yang bersifat kebetulan. Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam penarikan simpulan melalui statistika, yaitu sample yang representatif dan cara penarikan simpulan yang sahih.

    Sabtu, 24 April 2010

    PRINSIP-PRINSIP BK

    PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

    Peinsip merupakan paduan hasil teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan, dalam hal ini adalah bimbingan dn konseling.

    1.Prinsip Umum
    bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, dan tingkah laku itu dibentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
    Perbedaan individu-individu yang dibimbing memerlukan bimbingan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan
    Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbng
    Masalah yang tidak mampu diselesaikan disekolah harus diserahkan kepada individu atau pihak yang mampu atau berwenang melakukannya
    Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan oleh individu yang dibimbing
    Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan program pendidikan sekolah yang bersangkutan
    Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang mempunyai keahliuan dalam bidang bimbingan, sanggup bekerja sama dengan pembantunya serta mampu mempergunakan sumber-sumber yang berguna diluar sekolah
    Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian secara teratur untuk mengetahui sampai dimana hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana yang telah dirumuskan terdahulu

    2.Prinsip-pinsip Khusus
    a.berkenaan dengan sasaran layanan
    bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, dan SARA serta status sosial ekonomi.
    Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribasdi dan tingkah laku yang unik, dan dinamis
    Bimbingan dan Konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek individu
    Bimbingan dan Konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
    b.berkenaan dengan permasalahan individu
    Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yangmenyangkut mental fisik individu terhadap penyesuaian diri dengan linkungannya dan sebaliknya
    Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah dan menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan.
    c.berkenaan dengan program layanan
    BK merupakan bagian Integral dalam pendidikan maka dari itu, program bimbimngan harus disesuaikan dengan program pendidikan dan pengembangan peserta didik
    Program BK harus fleksibel dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga
    Program BK disusun secara berkelanjutan dari jenjang paling bawah hingga paling tinggi
    Perlu adanya penilaian yang teratur dan terarah terhadap isi dan pelaksanaan program BK
    d.Berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan
    Bimbingan dan konseling diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah
    Dalam Bimbingan dan konseling, keputusan yang diambil hendaknya atas kemauan sendiri.
    Permasalahan yang dihadapi hendakanya ditangani tenaga ahli yang relevan terhadap bidangnya
    Kerjasama antara pembimbing, guru, dan orang tua amat menentukan hasil.
    Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan maksimal dari hasil penilaian terhadap individu.

    PENGERTIAN, LATAR BELAKANG DAN KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

    BAB I
    PENGERTIAN, LATAR BELAKANG DAN KEDUDUKAN
    BIMBINGAN DAN KONSELING


    Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang yang terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi dengan kemampuan yang dimiliki dirinya sendiri

    Bimbingan merupakan proses yang berkelanjutan.

    Konseling adalah suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya yang dilakukan oleh seorang yang ahli dalam bidang konseling yang disebut sebagai Konselor.

    Tujuan dari konseling adalah terjadinya perubahan dalam tingkah klien

    Perbedaan antara bimbingan dgn konseling
    bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan pemberian informasi dan lebih menekankan pada proses pencegahan
    konseling merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seorang konselor kepada kliennya untuk membantu memecahkan masalah klien tersebut

    Persamaan
    Sama-sama bertujuan untuk memandirikan individu, sama-sama diterapkan disekolah,dsb.

    Latar belakang perlunya Bimbingan dan konseling
    1.Latar belakang Psikologis
    Siswa sebagai individu yang dinamis dan memiliki karakteristik yang berbeda- beda
    2.Latar belakang Sosial budaya
    Menyiapkan anak didik agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
    3.Latar Belakang Pedagogis
    Berhubungan dengan pendidikan

    Kedudukan BK dalam Pendidikan
    Pelayanan bimbingan dan konseling mampu memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pengajaran, misal proses belajar mengajar siswa akan lebih efektif jika siswa terbebas dari masalah-masalah yang dapat mengganggu proses belajarnya.
    BK juga meberikan sumbangan yang sangat bererti terhadap administrasi dan supervisi, misalnya dengan kaitannya dalam penyusunan kurikulum, pengembangan program-program pengajaran, pengambilan kebijakan yang tepat akan menciptakan iklim yang benar-benar menunjang bagi pemenuhan kebutuhan perkembangan siswa.